ADF.LY

Jumat, 28 Agustus 2009

Kata "jorok" dan Lingkungan Sosial Anak

Larangan bicara jorok, kasar dan tidak sopan adalah untuk menjaga hubungan yang baik dengan lingkungan sosialnya. Berkata yang tidak semestinya selain bedosa juga mengganggu hubungan dengan lingkungan sosial atau masyarakat kecil kita,hal demikian adalah suatu perkataan yang tidak pantas bagi norma yang berlaku. Berkata jorok selain disebabkan oleh karena faktor lingkungan sosial anak, model keluarga, dan dapat disebabkan karena keinginan anak untuk mendapatkan perhatian dari lingkungannya.
Jenis berkata jorok
1.Profanity (mempermainkan kata-kata suci seperti Tuhan)
2.Cursing (menyumpahi orang seperti brgsk, krg jr, sln dll...disensor)
3.Obscenity (menggunakan kata yang dikonotasikan seksual atau mencemooh seperti bdh dan sntng)

Mungkin ini ada beberapa tips untuk mengatasinya:

1.Orang tua jangan terlalu mempedulikan apa yang telah diucapkan anak dimana anak mengeluarkan kata jorok cukup diawasi dengan kewaspadaan apabila mengutarakan kepada teman bermain ataupun orang lain. Apabila perkataannya tidak menjadi perhatian bagi orang tuanya maka anak akan tidak meneruskan kata-katanya.
2.Beri kesempatan kepada anak untuk berbicara sebagai ekspresi perasaannya.
3.Berilah contoh yang baik kepada anak tentang ucapan yang baik.
4.Berlagak bodoh, dengan menanyakan apa perkataan yang dimaksud.
5.Menunjukkan empati akan mengurangi kecenderungan anak untuk berbicara tidak pantas.
6.Menunjukkan ketidaksetujuan dengan ekspresi yang wajar.
7.Menghukumnya dengan cara mengisolasi anak selama beberapa menit misalnya dengan menyuruhnya masuk kamar denagn penyampaian yang baik dan perkataan yang tidak menunjukkan emosi cukup dengan ayo dedek masuk sebentar papa/mama pingin ngomong misalnya dst.
8.Berdiskusi dengan anak tentang jeleknya berkata jorok.
9.Berilah reward ketika anak mengurangi kebiasaan buruknya.
semoga artikel ini membawa kebikan dan kemaslahatan bagi anak - anak kita sekarang ini dan generasi tunas cita kelak .... amien...
>

Kamis, 27 Agustus 2009

Kenalkan Si Kecil Kepada Alloh SWT

Rasulullah SAW pernah mengingatkan, untuk mengawali bayi-bayi kita dengan kalimat laa ilaaha illaLlah." Kalimat suci" inilah yang kelak akan membekas pada otak dan hati Buah hati kita.

Kalau anak-anak itu kelak tak menjadikan Alloh SWT sebagai tempat meminta dan memohon pertolongan, barangkali kitalah penyebab utamanya. Kitalah yang menjadikan hati anak-anak itu tak dekat dengan Alloh SWT. Bukan karena kita tak pernah mengenalkan meskipun barangkali ada yang demikian tetapi karena keliru dalam memperkenalkan Alloh SWT kepada anak.Seringkali, anak-anak lebih sering mendengar asma Allah dalam suasana menakutkan.

Mereka mengenal Alloh dengan sifat-sifat jalaliyah-Nya, sementara sifat jamaliyah-Nya hampir-hampir tak mereka ketahui kecuali namanya saja. Mereka mendengar asma Alloh ketika orangtua hendak menghukumnya. Sedangkan saat gembira, yang mereka ketahui adalah boneka barbie dan alat permainan yang muta akhir (baca = berklas teknologi canggih). Maka tak salah kalau kemudian mereka menyebut nama Alloh hanya di saat terjadi musibah yang mengguncang atau saat kematian datang menghampiri orang-orang tersayang.

Astaghfirullahal ‘adziim…

Anak-anak kita sering mendengar nama Alloh ketika mereka sedang melakukan kesalahan, atau saat kita membelalakkan mata untuk mengeluarkan ancaman. Ketika mereka berbuat "keliru" –meski terkadang kekeliruan itu sebenarnya ada pada kita—asma Alloh terdengar keras di telinga mereka oleh teriakan kita, "Ayo…. Nggak boleh! Dosa!!! Alloh nggak suka sama orang yang sering berbuat dosa."

Atau, saat mereka tak sanggup menghabiskan nasi yang memang terlalu banyak untuk ukuran mereka, kita berteriak, "E… nggak boleh begitu. Harus dihabiskan. Kalau nggak dihabiskan, namanya muba…? Muba…? Mubazir!!! Mubazir itu temannya setan. Nanti Alloh murka, lho."

Setiap saat nama Alloh yang mereka dengar lebih banyak dalam suasana negatif; suasana yang membuat manusia justru cenderung ingin lari. Padahal kita diperintahkan untuk mendakwahkan agama ini, termasuk kepada anak kita, dengan cara "mudahkanlah dan jangan dipersulit, gembirakanlah dan jangan membuat mereka lari". Anak tidak merasa dekat dengan Tuhannya jika kesan yang ia rasakan tidak menggembirakan. Sama seperti penggunaan kendaraan bermotor yang cenderung menghindari polisi, bahkan di saat membutuhkan pertolongan. Mereka "menjauh" karena telanjur memiliki kesan negatif yang tidak menyenangkan. Jika ada pemicu yang cukup, kesan negatif itu dapat menjadi benih-benih penentangan kepada agama; Alloh SWT dan rasul-Nya. Na’udzubillahi min dzalik.

Rasanya, telah cukup pelajaran yang terbentang di hadapan mata kita. Anak-anak yang dulu paling keras mengumandangkan adzan, sekarang sudah ada yang menjadi penentang perintah Alloh SWT. Anak-anak yang dulu segera berlari menuju tempat wudhu begitu mendengar suara batuk bapaknya di saat maghrib, sekarang di antara mereka ada yang berlari meninggalkan agama. Mereka mengganti keyakinannya pada agama dengan kepercayaan yang kuat pada pemikiran manusia, karena mereka tak sanggup merasakan kehadiran Alloh dalam kehidupan. Sebab, semenjak kecil mereka tak biasa menangkap dan merasakan kasih-sayang Alloh.

Agaknya, ada yang salah pada cara kita memperkenalkan Alloh kepada anak. Setiap memulai pekerjaan, apa pun bentuknya, kita ajari mereka mengucap basmalah. Kita ajari mereka menyebut nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tetapi kedua sifat yang harus selalu disebut saat mengawali pekerjaan itu, hampir-hampir tak pernah kita kenalkan kepada mereka (atau jangan-jangan kita sendiri tak mengenalnya?). Sehingga bertentangan apa yang mereka rasakan dengan apa yang mereka ucapkan tentang Alloh SWT.

Bercermin pada perintah Nabi SAW. dan urutan turunnya ayat-ayat suci yang awal, ada beberapa hal yang patut kita catat dengan cermat. Seraya memohon hidayah kepada Alloh atas diri kita dan anak-anak kita, mari kita periksa catatan berikut ini:

Awali Bayimu dengan Laa Ilaaha IllaLloh

Rasulullah saw. pernah mengingatkan, "Awalilah bayi-bayimu dengan kalimat laa ilaaha illaLlah."

Kalimat suci inilah yang perlu kita kenalkan di awal kehidupan bayi-bayi kita, sehingga membekas pada otaknya dan menghidupkan cahaya hatinya. Apa yang didengar bayi di saat-saat awal kehidupannya akan berpengaruh pada perkembangan berikutnya, khususnya terhadap pesan-pesan yang disampaikan dengan cara yang mengesankan. Suara ibu yang terdengar berbeda dari suara-suara lain, jelas pengucapannya, terasa seperti mengajarkan (teaching style) atau mengajak berbincang akrab (conversational quality), memberi pengaruh yang lebih besar bagi perkembangan bayi. Selain menguatkan pesan pada diri anak, cara ibu berbicara seperti itu juga secara nyata meningkatkan IQ balita, khususnya usia 0-2 tahun. Begitu pelajaran yang bisa saya petik dari hasil penelitian Bradley & Caldwell berjudul 174 Children: A Study of the Relationship between Home Environment and Cognitive Development during the First 5 Years.

Apabila anak sudah mulai besar dan dapat menirukan apa yang kita ucapkan, Rasulullah saw. memberikan contoh bagaimana mengajarkan untaian kalimat yang sangat berharga untuk keimanan anak di masa mendatang. Kepada Ibnu ‘Abbas yang ketika itu masih kecil, Rasulullah saw. berpesan:

"Wahai anakku, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kata ini sebagai nasehat buatmu. Jagalah hak-hak Alloh, niscaya Alloh pasti akan menjagamu. Jagalah dirimu dari berbuat dosa terhadap Alloh, niscaya Alloh akan berada di hadapanmu. Apabila engkau menginginkan sesuatu, mintalah kepada Alloh. Dan apabila engkau menginginkan pertolongan, mintalah pertolongan pada Alloh. Ketahuilah bahwa apabila seluruh ummat manusia berkumpul untuk memberi manfaat padamu, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali apa yang telah dituliskan oleh Allah di dalam takdirmu itu.Juga sebaliknya, apabila mereka berkumpul untuk mencelakai dirimu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakaimu sedikit pun kecuali atas kehendak Alloh. Pena telah diangkat dan lembaran takdir telah kering." (HR. At-Tirmidzi).

Dalam riwayat lain disebutkan, "Jagalah hak-hak Alloh, niscaya engkau akan mendapatkan Dia ada di hadapanmu. Kenalilah Alloh ketika engkau berada dalam kelapangan, niscaya Alloh pun akan mengingatmu ketika engkau berada dalam kesempitan. Ketahuilah bahwa segala sesuatu yang salah dalam dirimu tidak mesti engkau langsung mendapatkan hukuman-Nya. Dan juga apa-apa yang menimpa dirimu dalam bentuk musibah atau hukuman tidak berarti disebabkan oleh kesalahanmu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu akan datang ketika engkau berada dalam kesabaran, dan bersama kesempitan akan ada kelapangan. Juga bersama kesulitan akan ada kemudahan."

Apa yang bisa kita petik dari hadis ini? Tak ada penolong kecuali Alloh Yang Maha Kuasa; Alloh yang senantiasa membalas setiap kebaikan. Tak ada tempat meminta kecuali Alloh. Tak ada tempat bergantung kecuali Alloh. Dan itu semua menunjukkan kepada anak bahwa tidak ada tuhan kecuali Alloh.

Wallahu a’lam bishawab.

Iqra’ Bismirabbikal ladzii Khalaq

Sifat Alloh yang pertama kali dikenalkan oleh-Nya kepada kita adalah al-Khaliq dan al-Karim, sebagaimana firman-Nya, "Bacalah dengan nama Tuhanmu (Alloh SWT) Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah (Alloh SWT) Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-‘Alaq: 1-5).

Setidaknya ada tiga hal yang perlu kita berikan kepada anak saat mereka mulai bisa kita ajak berbicara. Pertama, memperkenalkan Alloh kepada anak melalui sifat-Nya yang pertama kali dikenalkan, yakni al-Khaliq (Maha Pencipta). Kita tunjukkan kepada anak-anak kita bahwa kemana pun kita menghadap wajah kita, di situ kita menemukan ciptaan Alloh. Kita tumbuhkan kesadaran dan kepekaan pada mereka, bahwa segala sesuatu yang ada di sekelilingnya adalah ciptaan Alloh. Semoga dengan demikian, akan muncul kekaguman anak kepada Alloh. Ia merasa kagum, sehingga tergerak untuk tunduk kepada-Nya.

Kedua, kita ajak anak untuk mengenali dirinya dan mensyukuri nikmat yang melekat pada anggota badannya. Dari sini kita ajak mereka menyadari bahwa Alloh Yang Menciptakan semua itu. Pelahan-lahan kita rangsang mereka untuk menemukan amanah di balik kesempurnaan penciptaan anggota badannya. Katakan, misalnya, pada anak yang menjelang usia dua tahun, "Mana matanya? Wow, matanya dua, ya? Berbinar-binar. Alhamdulillah, Alloh ciptakan mata yang bagus untuk Owi. Matanya buat apa, Nak?"

Secara bertahap, kita ajarkan kepada anak proses penciptaan manusia. Tugas mengajarkan ini, kelak ketika anak sudah memasuki bangku sekolah, dapat dijalankan oleh orangtua bersama guru di sekolah. Selain merangsang kecerdasan mereka, tujuan paling pokok adalah menumbuhkan kesadaran –bukan hanya pengetahuan—bahwa ia ciptaan Allah dan karena itu harus menggunakan hidupnya untuk Alloh.

Ketiga, memberi sentuhan kepada anak tentang sifat kedua yang pertama kali diperkenalkan oleh Alloh kepada kita, yakni al-Karim. Di dalam sifat ini berhimpun dua keagungan, yakni kemuliaan dan kepemurahan. Kita asah kepekaan anak untuk menangkap tanda-tanda kemuliaan dan sifat pemurah Alloh dalam kehidupan mereka sehari-hari, sehingga tumbuh kecintaan dan pengharapan kepada Alloh. Sesungguhnya manusia cenderung mencintai mereka yang mencintai dirinya, cenderung menyukai yang berbuat baik kepada dirinya dan memuliakan mereka yang mulia.

Wallahu a’lam bishawab.
>

Batita Susah makan

Setelah membaca beberapa artikel tetang tumbuh kembang anak banyak yang mengajukan pertanyaan seputar "Kenapa Batita kita susah makannya?". Batita yang "susah makan" justru malah membuat orang tua kebinggungan. Segala cara sudah di"adopsi" dan di coba, tetapi yang ditemui justru "keputus asa an". Menjelaskan fenomena anak susah makan bisa dibilang gampang-gampang sulit ada yang bilang “Ah mungkin sedang masanya” atau ”lagi bosan dengan menunya kali…”. Menginjak usia batita semangat untuk tumbuh dan kembang (berekplorisasi) si kecil meningkat secara pesat, seringkali makan menjadi aktivitas kurang menyenangkan dibanding bermain dan keinginan tahunya. Coba terapkan pola rutin, ada waktu bermain, ada waktu makan, ada pula waktu tidur (tergantung seberapa disiplin peran orang tua).Sayangnya tak semua masalah kesulitan makan "sesimple" itu, jika jurus praktis untuk menghadapi aksi mogok makan si kecil menemui jalan buntu, kemungkinan besar ada penyebab medis dari kondisi ini. Biang keladi yang sering ditemui adalah hilangnya nafsu makan akibat gangguan pencernaan. Amatilah keseharian si kecil mulai dari hal yang paling kecil seperti :
1.Perut kembung
2.Cegukan
3.Sering buang angin
4.Muntah atau mual bila disuapin makanan
5.Nyeri perut sesaat yang hilang timbul
Gejala ini kerap disertai gangguan perilaku seperti aktif berlebihan, gangguan tidur malam dan gangguan konsentrasi. Tak jarang terdapat gangguan kesehatan gigi, sariawan pada dinding mulut serta lidah dan gusi berdarah, mengalami gangguan gerakan mengigit, mengunyah dan menelan, dengan cara ketika anak muntah amati apakah makanan yang tadi dimakan masih utuh, jika ya , tandanya si kecil mengalamani kesulitan mengunyah dengan sempurna. Meski lebih kecil pengaruhnya faktor psikologis juga mempengaruhi napsu makan anak. Misal orang tua terlalu protektif atau pemarah, keluarga kurang harmonis. Maka sedini mungkin apabila ada sedikit kesalah pahaman apapun dengan pasangan coba sekeras mungkin untuk tidak di eksplore di depan anak-anak kita...
semoga bermanfaat...
>

Kamis, 20 Agustus 2009

Kecerdasan sosial dalam keluarga

Anak adalah amanah dari Allah Ta’ala yang harus dijaga eksistensi dan esensinya dalam keimanan dan ketakwaan. Meski terkesan ketat dan penuh sedikit "memaksa" demi kebaikan dalam mendidik anak, pelaksanaan ibadah mahdloh menjadi mutlak dibarengi dengan perilaku santun terhadap sesama manusia.

1.Pelaksanaan ibadah mahdloh: Pada dasarnya, Allah menciptakan makhluk-Nya adalah hanya untuk ibadah kepada-Nya. Rentetan ritual dalam Islam yang dicontohkan Rasulullah SAW dan sahabatnya merupakan hal yang mesti diikuti agar terbentuk ketakwaan yang hakiki. Dan perlu diingat Alloh SWT tidak akan turun kedudukannya meski hambanya banyak yang tidak beribadah kepada-Nya.
2.Kesalehan sosial: Kepekaan terhadap sesama dimaksudkan untuk dapat bisa bersosialisai dan peka terhadap sesama manusia yang saling membutuhkan, oleh karena itu kita berdo'a agar Allah menjaga iman keluarga kita dan menjadikan keluarga kita orang-orang yang selalu memberi dan bermanfaat bagi sesama. kesalehan sosial menjadi contoh positif dalam keluarga. Berikan motivasi dan contoh konkrit agar anak-anak mengerti betul makna empati terhadap lingkungan.
3.Kecerdasan Intelektual: Memiliki anak-anak yang pintar merupakan dambaan setiap orangtua. Dengan arahan positif dari orangtua, anak-anak akan termotivasi menjadi makhluk dengan kecerdasan intelektual. Boleh jadi membebaskan pilihan anak dalam kadar minat dan bakatnya menjadi sebuah pilihan. Namun, orangtua tetap berkewajiban memberikan nasihat.dengan contoh sederhana, bila waktu makan siang atau makan malam balik review kembali semua aktifitas dari masing-masing anggota keluarga kita sehingga diharapkan masalah yang timbul khususnya anak-anak kita paling tidak ada wadah untuk mengutarakan semua keluannya dan sebagai orang tua akan tahu akan keadaan dari anak-anak kita dari hari ke hari. dan apabila ibu atau ayah yang pergi maka diusahakan sebisa mungkin untuk berkomunikasi by phone or alat penghubung yang bisa mengkomunikasikan kita saat tidak dirumah dengan anak-anak kita.
4.Ciptakan Diskusi dan Komunikasi Menjadi Tradisi yang dilakukan sehari-hari dan sesering mungkin: Dialog dan komunikasi merupakan cara efektif menciptakan keluarga yang harmonis. Keseimbangan pun akan tercipta jika diskusi dan komunikasi telah menjadi sebuah tradisi dalam keluarga. Dalam diskusi dan komunikasi, orangtua akan mengajak anak-anak berpikir dan mengasah rasa empati.
Dengan harapan semua yang sudah terjalin dengan indah menjadikan suatu yang terbaik untuk anak-anak kita yang kelak akan bermanfaat bagi sesama mahluk Alloh SWT. Dengan mengucap bissmillah hirohman nir rohim kita niatkan bulan penuh berkah dan ampunan beok menjadi tonggak untuk menempa keluarga kita khususnya untuk dapat peduli dengan sesama mahluk Alloh SWT... amien.. mohon maaf lahir bathin dan mohon do'a restunya untuk menjalankan ibadah puas di bulan ramadhan ini dengan penuh keikhlasan dan ketaqwaan semata-mata mengharapkan ridho Alloh SWT.. dan bisa bermanfaat bagi sesama... amien ya robbil alamin.
>

Senin, 17 Agustus 2009

Kecerdasaan Anak

Tumbuh Kembang kecerdasaan anak bukanlah mutlak dari hasil "cloning" keturunan melainkan dapat diasah dan dibentuk dari dalam diri anak atau dari hasil didikan orang tua. Disini akan dipaparkan beberapa faktor yang mendukung kecerdasan anak tersebut:

1. Motivasi
Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan atau dengan kata lain motivasi adalah (driving force) suatu dorongan yang muncul agar mau melaksanakan sesuatu. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku bagaimana cara orang tua menyemangati anak agar mereka mau belajar tanpa adanya "doktrin pemaksaan" dan "perintah", karena tanpa hal tersebut maka anak akan menjadi pribadi mudah menyerah dan putus asa sehingga anak menjadi kurang memahami serta mandiri untuk memahami belajar adalah merupakan suatu kebutuhan untuk dirinya pribadi.

2. IQ (intelectual Quotient)
Adalah kemampuan seorang anak untuk belajar menggunakan kecerdasan dan harmonisasi otak kiri dan kanannya untuk dapat menerima, merekam, dan memahami apa yang anak terima baik itu dari segi akademisi pendidikan dan psikologis, mencakup pengukuran pengetahuan, kemampuan, sikap, dan sifat kepribadian. Setiap anak mempunyai IQ yang berbeda tergantung dari latihan-latihan dan kemampuan otak nya untuk menyerap sesuatu hal yang dianggap suatu pelajaran yang masuk ke dalam siklus cara berpikirnya.

3. EQ (Emotional Quotient)
Adalah kemampuan anak mengungkapkan sesuatu yang berhubungan dengan keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku serta pengalaman yang bersifat subjektif, atau dialami berdasarkan sudut pandang pribadi anak tersebut atau kemampuan seorang anak untuk mengusai dirinya sendiri dan dapat mengendalikan emosi sehingga memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik kepada orang lain dan lingkungannya.

4. Kecerdasan visual
Adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar secara nyata (realistis). Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. kemampuan seorang anak untuk menuangkan apa yang ada dalam pikirannya kedalam bentuk kreatifitas, misal: Menggambar, mewarnai

5. Faktor lingkungan
Adalah suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur yang saling mempengaruhi.Karena lingkungan yang baik dan positif baik itu dirumah, sekolah, dan dunia bermainnya dapat memberikan pengaruh terhadap kepribadian dan perilaku anak untuk membantu mereka mengembangkan kecerdasannya.

6. Kecerdasan berkomunikasi
Adalah kemampuan proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi.Jadi dari sini dimaksudkan untuk melatih anak dengan baik agar dapat membuat anak belajar dan berani dalam menuangkan pikiran dan gagasanya dalam bentuk kata-kata sehingga dapat melatih anak memiliki kepercayaan diri bila bicara di depan umum. Orangtua dapat memberikan contoh dengan berbicara yang baik dan sopan kepada anak.dan yang tidak kalah pentingnya cermin tingkah laku, bicara dan sesautu hal yang buruk jangan sampai ter"expose" anak secara langsung ( dalam hal negatifnya) karena kecenderungan anak adalah untuk menirui hal baru yang mereka belum pahami.

7. Makanan bergizi
Adalah nutrisi dan vitamin guna meningkatkan daya tumbuh kembang dan kesehatan anak. Orang tua yang memberikan anak gizi yang baik dengan memenuhi makanan 4 sehat 5 sempurna tentu bertujuan agar anak memiliki tubuh yang kuat,sehat dan perkembangan otak yang sempurna sehingga anak menjadi pintar dan cerdas.

8. Membaca dan Mendengar
Adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor. Memberikan anak buku-buku yang bermanfaat dapat menambah pengetahuan dan wawasannya dan juga melatih anak senang membaca.
Dengan harapan bila dalam membaca akan timbul rasa dan melatih memahami dan mendalami yang tentunya akan berhubungan dengan mendengar agar menjadi pribadi yang tangguh dalam menerima masukkan untuk kecerdasan pribadi anak tersebut

9. Kemampuan bersosialisasi
Adalah kemampuan untuk memasyarakat dalam ranah lingkungan anak dan teman sepermainan khususnya. Jangan terlalu "mendoktrin" agar anak sedikit untuk waktu bermain, karena dengan bergaul dengan teman-temannya anak melatih kemampuan mereka untuk berinteraksi dan memberikan nuansa baru dengan orang lain sehingga mendapat mendukung keberhasilannya di masa depan.Karena inti dari dunia anak-anak ialah "dunia bermain" mereka untuk mengembangkan imajinasi dan fakta yang ada. Dan selalu waspada akan "dunia bermain" anak-anak.. (think smart mode on).

10. Kecerdasan Perilaku
Adalah Kemampuaan seorang anak untuk dapat mengendalikan dan mengembangkan sesuatu yang ada pada diri (dengan cara dan sudut pandang anak) mereka baik hal yang diajarkan untuk berperilaku yang baik dan sopan. Dengan harapan agar anak dapat melatih rasa dan sifat menghormati dan menghargai orang lain sehingga anak menjadi pribadi yang menyenangkan, mengerti tata krama untuk orang-orang disekitarnya.

Selain semua itu dukungan dan perhatian dari orang tua adalah faktor yang sangat penting dalam membentuk kecerdasan anak,karena setiap apa yang kita lakukan dan yang kita omongkan akan menjadi suatu referensi dan catatan memori yang kuat untuk anak kita nantinya. Jadi kembangkan kecerdasan anak dari berbagai cara yang positif dan memdidik hanya untuk keberhasilan anak dimasa depan yang lebih baik.
>

Jumat, 14 Agustus 2009

Perlukah minta maaf ??????????????

Dalam jaman neojahiliyah ini saya sedikit tersentak dengan realita yang dihadapi oleh masyarakat disekitar kita, baik itu teman, tetangga, kenalan bahkan keluarga besar kita. Dewasa ini begitu banyak kejadian ayah / bunda "menyiksa" anak kandungnya atau malah jauh lebih jauh yaitu membunuh anaknya... astaghfirulloh.. sudah sejauh itukah kehidupan ini?
Pernah disuatu daerah saya mendengar kabar ada anak dibenturkan tembok, dicubit, dimaki-maki dan ceples (baca=pukul) pahanya.... subhanalloh... dan ada seorang tetangga mencoba memberikan sedikit pengertian supaya jangan memperlakukan anak tersebut layaknya orang dewasa. Tetapi apa yang terucap dari mulut seorang ayah yang "menyiksa" tersebut : "inikan anak saya, mau saya benturin kek, mau saya hajar kek mau saya bunuh kek itu urusan saya, ngapain kamu ikut-ikut". Betapa kaget benar tetangga tersebut, hingga dia tanpa bisa berkata-kata... dan kemudian tetangga yang lain ikut memberi pengertian malah disangka mencampuri urusan keluarga mereka...
dari kisah yang ada diatas timbul suatu pertanyaan dihati saya..
1.Pantaskah anak kecil tersebut diperlakukan seperti layaknya teman bermain kita sendiri?
2.Sudahkah kita adil dengan anak kita sebagai titipan Alloh SWT yang paling mulia untuk di didik dengan tumbuh kembang yang baik pula?
3.Teladan apa yang bisa diambil dari orang tua seperti model semacam itu?
4.Relevankah jika "menyiksa" anak dengan dalih supaya anaknya nanti tangguh dan tidak akan mudah menyerah pada pola pikir, fisik dan phisikis?
5.Perlukah kita meminta maaf kepada anak kita jika kita pernah melakukan kesalahan kepadanya?
>

Candu games online / Play Stasion

Apakah anak anda sudah mulai menyukai permainan On line play stasion???
menurut fakta penelitian di Aston University, jenis permainan tersebut lebih cenderung merusak otak di 5 bagian dan otak menjadi menciut...
Ini sama saja secara tidak langsung sama dengan kecanduan minuman keras, NARKOBA dan rokok... karena dalam kenyataannya apabila seorang anak tidak memainkan game onlinenya / PS nya pasti akan kelihatan "sakau".. oleh sebab itu jaga anak kita dari hal yang akan dapat merugikannya dimasa yang akan datang..
selalu berpikir pintar untuk anak !!!!!!!!!!!
Think smart mode ON...
>