ADF.LY

Senin, 05 April 2010

Mempersiapkan Calon Generasi Cerdas, Aktif dan Kreatif Pesan Baru

Saya bukan seorang psikolog atau pendidik anak usia dini. Pantaskah saya menjawab pertanyaan semacam ini. Atau sebaiknya saya suruh Smart Parent yang bertanya cari buku tentang masalah itu saja. Soalnya yang bertanya adalah seorang ayah, dari profilnya Ia adalah orang yang berpangkat dan disegani.

Dalam bimbang, saya teringat keempat anak saya dan polah tingkahnya. Sejauh ini ingin saya berbangga dengan tumbuh kembang mereka, tanpa menjadi jumawa. Saya harus bersyukur anak-anak saya berpotensi menjadi calon generasi yang cerdas, aktif dan kreatif. Dan pengalaman dalam mengasuh, mendidik dan mendampingi mereka selama ini mungkin harus saya bagi ke sesama orang tua. Bukan karena saya merasa sudah menjadi Smart Parent (We never be smart enough for them), lebih karena saya ingin share dan mengharap timbal balik aktif dari ortu yang lain. Mari kita bertukar info dan pengalaman sehingga kita makin kaya dan tambah cerdas tentunya. Akhirnya saya rangkum pengalaman saya, dan share dengan Ayah tersebut.

Ada 8 poin yang berhasil saya rangkum dari pengalaman saya berusaha menjadi ortu cerdas, yaitu :

1. Beri lingkungan untuk tumbuh kembang yang bahagia, buatlah anak-anak kita sering tertawa. Jauhkan dari stress ortu atau pertengkaran orang dewasa. Bahagia menghasilkan stimulasi positif di otak sehingga meningkatkan kecerdasannya. Bukan berarti anak sama sekali tidak boleh menangis. Disiplin dengan reward dan punishment tetap harus ditegakkan. Jangan sampai anak menjadikan tangis senjata untuk memperoleh semua kemaunanya.

2. Latih Mandiri, beri kesempatan anak seluas dan sedini mungkin untuk bermimpi, berbuat dan menembus batasan diri mereka. Agar segera mampu memenuhi semua kebutuhan mereka sendiri tanpa bantuan. Mulai kebutuhan bergerak, meraih, tengkurap, merangkak, duduk, memanjat, berjalan dan berlari – hingga kebutuhan berkomunikasi, makan dan minum, mandi dan berpakaian, bermain dan berangkat ke sekolah – harus dapat segera mereka kuasai dan lakukan sendiri tanpa bantuan. Jangan sampai anak tidak tahu batasan dirinya karena tidak mandiri, terbiasa orang lain melakukan semua untuknya

3. Tanamkan rasa percaya diri, sesudah anak berhasil mandiri sesuai umurnya. Mengenali kemampuan diri akan membangkitkan rasa percaya diri anak akan kemampuannya. Sehingga kita dapat memotivasi mereka untuk dapat belajar melewati batas kemampuannya itu. Jika kita ingin melahirkan generasi yang tangguh. Jangan lemahkan mereka dengan kecemasan dan kekuatiran ortu yang ngga rasional.

4. Bacakan buku yang bagus dan bermanfaat minimal 20 menit setiap hari dengan gaya pendongeng sejak bayi 7 bulan dalam kandungan. Kebiasaan ini akan membuat anak cinta buku dan hobi membaca. Ortu juga perlu memberi contoh suka membaca. Knowledge is power, remember…

5. Ajak anak bermain dengan sepenuh hati. Banyak permainan cerdas dan bernilai stimulasi tanpa perlu merogoh kocek. Misal bermain peran. Membuat mainan sendiri. Untuk yang kebih kecil ci luk baa dan di mana mainan ku juga sudah bagus.

6. Penting untuk mengajari mereka cara komunikasi, berdiskusi, berpikir, memilih dan mengambil keputusan sendiri sejak dini. Agar mereka segera mengenali hal penting yang diperlukan. Dengan begitu mereka tidak perlu menangis hanya untuk minta sesuatu. Katakan saja apa maumu, kita akan mendiskusikannya.

7. Ajak anak bergerak dan berolahraga. Motion will create positive emotion. Bersepeda, jalan pagi atau main kejar2an adalah alternatif yang murah meriah.

8. Jauhkan acara TV yang tidak mendidik, sejak bayi dalam kandungan saat mereka sudah bisa mendengar. Banyak acara TV yang mengumbar emosi negatif dan dialog yang merusak pikiran anak. Kata Kak Seto dan Bu Roosie (Reading Bugs), kalau mau bicara pendidikan anak matikan televisi. Selektif memilih acara dan menerapan diet TV akan bermanfaat dalam mendukung kecerdasannya.

Semua poin di atas jika dapat diterapkan dengan baik terutama di masa Golden Age anak (0 – 4 thn), akan membuat anak kita kaya pengalaman yang pada gilirannya akan menghasilkan kemampuan diri yang kaya juga. Sehingga anak berpotensi menjadi generasi yang cerdas, aktif dan kreatif.Mau tahu sejauh mana potensi anak kita sudah berkembang, dan keberhasilan tumbuh kembangnya ?

Tri Gunadi, OTR, S.Psi dalam sebuah Talkshow yang digelar Parents Guide Club mengungkapkan, setidaknya ada 10 ciri yang dapat diihat di diri anak usia 1-5 tahun, menunjukkan tumbuh kembangnya telah berjalan optimal. Yaitu :
1. Inquirers (Pencari tahu)
2. Knowledgeable (Berpengetahuan)
3. Thinker (Pemikir)
4. Communicator (Komunikatif)
5. Principled (Berprinsip)
6. Open Minded (Terbuka)
7. Risk Taker (Berani mencoba)
8. Well Balance (Seimbang)
9. Caring (Penyayang)
10. Reflective (Mampu berkaca diri)

Satu hal yang membuat saya berani menerbitkan tulisan ini, adalah karena saya melihat 10 poin di atas Alhamdulillah sudah terinstal di diri keempat anak saya dengan kadar yang berbeda-beda sesuai keunikan mereka sebagai hasil pendidikan dan pengasuhan di rumah. Mudah-mudahan ada manfaat dari tulisan ini.

Get Smarter Everyday…


Sumber: Smart Parenting (Forum Komunikasi Ortu Cerdas) I >

Tidak ada komentar:

Posting Komentar